Mentari
begitu menyingsing, suasana memang sangat panas dan menggerahkan tidak
menyurutkanku untuk tetap mendaki gunung ini. Gunung yang selama ini menjadi
dambaan para penyuka alam bebas, yaitu Gunung Semeru. Bagi para pendaki gunung,
Semeru memang menjadi salah satu impian bagi banyak orang untuk ditapaki.
Pendaki gunung yang masih amatiran seperti kami ini pastinya ingin menggapai di
salah satu puncak tertinggi di Indonesia, dan salah satunya adalah puncak
didasar Gunung Semeru adalah Ranukumbolo yang fenomenal itu. Tidak muluk-muluk,
kami hanya bermimpi hingga danau Ranukumbolo saja, karena kami bukan pendaki
ulung apalagi kami masih amatiran tetapi kami adalah sangat mencintai alam akan
Agung dan Anugrah Nya dan tentu saja kami menjaga kelestarian seperti tidak
akan membuang sampah sembarangan apalagi di gunung nan indah ini. Banyak yang
mengaku pendaki ulung, hebat hingga mendaki sampai kepuncak tapi tidak pernah
malu untuk membuang sampah dan tidak menjaga alam. Parah!
Gunung
Semeru yang memiliki tinggi 3.676 meter di atas permukaan laut merupakan gunung
api tertinggi di Pulau Jawa, termasuk dalam seven summit di Indoensia, gunung
paling indah, paling keren dan mistis, tetapi nasib gunung ini diambang
kepunahan akan kerusakan lingkungannya. sampah disana menggunung dengan bau
ranjau manusia yang begitu dahsyat dikarenakan setiap bulannya selalu didatangi
oleh orang yang mengaku pendaki ulung tadi dengan tidak pernah memikirkan
kelestarian alamnya. Alamnya dijajah begitu masive tanpa ada pelestarian yang
berkelanjutan dan intensif. Bagiku, perjalanan ke gunung merupakan suatu
tantangan yang tidak bisa dinilai dengan uang. Semeru menyuguhkan keindahan
alam dan menyimpan aneka misteri gaib. Seperti kebanyakan gunung yang ada di
Indonesia yang kental dengan aura mistisk, gunung Semeru memiliki pasar yang di
sebut pasar setan. Menurut Firman, salah satu relawan Semeru dibawah TNBTS
mengatakan, pasar setan terletak di Oro-oro Ombo. Yaitu pasar yang tak terlihat
dengan kasat mata. Hanya terdengar suara ramai saja. Dan tidak semua orang bisa
mendengarnya. Selain kental dengan aura mistik, Gunung Semeru tetap menjadi
primadona bagi para pendaki. Bahkan semenjak film 5cm gunung ini sangat
terkenal hingga membuat penasaran orang untuk datang. Dan ada adegan film yang
salah kaprah itu adalah mandi di danau Ranukumbolo? Padahal danau itu sangat
sakral dan dianggap suci oleh umat Buddha maupun Hindhu disana. Sudah dibuat
aturan dan himbauan oleh TNBTS dengan jelas sebelum melakukan pendakian kesana,
tetapi masih saja para pendaki selalu melanggar aturan itu, hukumannya adalah
memunguti sampah hingga sebanyak 3 karung besar kantung plastik yang harus
wajib di bawa saat pulang.
Menurut
kepercayaan masyarakat Tengger dan Bali yang memeluk agama Hindu gunung Semeru
atau Mahameru dipercayai sebagai rumah para dewa. Untuk menyembah para dewa,
Umat Hindu Bali bersama dengan Umat Hindu Tengger mendirikan tempat ibadah pura
di Senduro dengan nama Pura Mandhara Giri Semeru Agung. Keberadaan prasasti di
Ranu Kumbolo memperkuat kesakralan Gunung Semeru. Prasasti ini menceritakan
tentang perjalanan Mpu Kameswara dari Kerajaan Kediri untuk mencapai kesucian
dan kesempurnaan.
Gunung
Semeru terletak di antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa
Timur. Jalur pendakian gunung Semeru hingga saat ini hanya ada satu yaitu
melewati desa Ranupane. Untuk menuju desa Ranupane bisa ditempuh dari lumajang
maupun dari Malang. Kami menuju Ranupane dari Malang dengan rutenya adalah
Malang-Tumpang-Ranupane kemudian Ranukumbolo. Ranu Kumbolo adalah sebuah danau
gunung di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Letaknya di Pegunungan Tengger, di
kaki Gunung Semeru. Luasnya 15 hektare.Ranu Kumbolo adalah bagian dari Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru. Berada di ketinggian 2.400 mdpl, Ranu Kumbolo
tersohor karena kecantikan, kesejukan, dan dingin air danaunya. Sunrisenya pun
sempurna! Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo, Ranu Pakis dan Ranu Darungan
adalah lima danau yang terbentuk dari bekas kawah yang kemudian terisi oleh air
atau disebut maar. Perjalanan menuju ke Ranu Kumbolo dapat ditempuh 4 jam
perjalanan dari pos terakhir tempat registrasi di Desa Ranu Pane. Dalam
perjalanan menuju ke Ranu kumbolo terdapat 4 selter sebagai tempat istirahat
sementara. Para penndaki melewati hutan hujan basah yang kemudian
ditengah-tengahnya terdapat Daerah yang diberi nama Watu Rejeng. Setelah Watu
Rejeng perjalanan akan memutari pungungan hingga keluar dari hutan dan berjumpa
dengan Ranu Kumbolo.
Keberadaan
danau Ranu Kumbolo yang merupakan tempat mandi para dewa, dijadikan sebagai air
suci gunung Semeru. Gunung yang berada di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
ini, memang termasuk gunung yang disucikan. Begitu pula air yang terdapat di
Ranu Kumbolo, mewujud sebagai air suci. Jadi para pendaki yang budiman,
dilarang keras untuk mencuci di dalam danau apalagi mandi, apalagi mencuci
dengan sabun atau hal kimia lainnya, bisa mencemari. Pengertian Ranukumbolo
sendiri adalah Ranu “ Telaga” dan kumbolo “gunung regulo” yang merupakan salah
satu gunung dari jajaran tengger semeru sebelumu sampai ke puncak mahameru
Gunung Semeru. Dari beberapa literatur, air ranu kumbolo dulu adalah air suci
yang hanya diambil ketika ada ritual-ritual khusus kerajaan kediri juga
merupakan tempat bertapa "VIP" raja Kediri. Terhitung hanya 2 raja
kediri yang diperkenankan bertapa disini yaitu Sri Aji Jayabaya dan Prabu
Jayakatwang. Namun kondisi ini berbeda 180 derajat dengan kondisi ranu kumbolo
sekarang. Tak perlu saya jelaskan, bagi teman-teman yang pernah menapakkan kaki
di Ranu Kumbolo sudah pasti tahu alasannya.
Tetapi
selain itu, sejauh mata memandang, Saya hanya bisa bergumam dan berdecak kagum,
indaaaah..
EmoticonEmoticon